menggenggamnya menggelitik nadi
lantas ku tatap lekat wajahmu
kulukis wajahmu dalam setiap senyuman
seperti lembaran daun basah pada ranting
kecapmu ku syairkan dalam rintih nada
laksana ricik aliran sungai dari hulu
tak peduli pada rimbamu dimana
kuusangkan laku lalu mu dimataku
sibakan celoteh tentang keistemewaanmu
karena ku tahu engkau kini
Ku nikmati kegilaan ini, hee
0 komentar:
Posting Komentar