Sahabat sekalian, kali ini ana akan menceritakan tentang asal mula penciptaan alam semesta, menurut keyakinan dan kepercayaan umat muslim. Postingan ini diambil dari berbagai sumber yang insya Allah dapat dipercaya. diantaranya Kitab Kuning, buku-buku keislaman, cerita para alim ulama, dan postingan para sahabat.
Selayaknya kita kaum mulimin yang dirahmati Allah, untuk mengetahui penciptaan semesta kita dari sudut pandang isalam, semoga postingan ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas tentunya pada kita semua, Amin.
Bismillah hirohman nirohim, Puji syukur hanyalah kita panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat serta salam kita limpah curakan kepada baginda kita nabi besar Muhammad SAW. Ama ba'du.
Penciptaan Alam Semesta Ala Islam;
Suatu hari
Sayyidina Ali, karam Allahu wajhahu, sepupu dan menantu Nabi Suci SAW
bertanya, “Wahai Muhammad SAW, kedua orang tuaku akan menjadi
jaminanku, mohon ceritakanlah padaku apa yang diciptakan Allah SWT
sebelum semua makhluk diciptakan?”
Berikut ini adalah jawaban beliau yang indah:
Sesungguhnya,
sebelum Rabb-mu menciptakan yang lainnya, Dia menciptakan Nur Nabimu
dari Nur-Nya, dan Nur itu diistirahatkan haithu masyaAllah, di mana
Allah SWT menghendakinya untuk beristirahat. Dan pada waktu itu tidak
ada hal lainnya yang hadir – tidak ada Lawhul Mahfuzh, tidak ada Qalam,
Surga maupun Neraka, tidak ada Malaikat Muqarrabin (Angelic Host),
tidak ada langit maupun bumi; tiada matahari, tiada rembulan, tiada
bintang, tiada jinn, manusia ataupun malaikat – belum ada apa-apa yang
diciptakan, kecuali Nur ini.
Kemudian Allah SWT,
Subhanallah, dengan Iradat-Nya, Dia menghendaki adanya ciptaan. Dia
kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian. Dari bagian pertama Dia
menciptakan Qalam, dari bagian kedua Lawhul Mahfuzh, dari bagian ketiga
Arsy.
Kini telah diketahui bahwa ketika Allah SWT
menciptakan Lawhul Mahfuzh dan Qalam, pada Qalam itu terdapat seratus
simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan.
Allah SWT kemudian memerintahkan Qalam untuk menulis, dan Qalam
bertanya, “Ya Allah, apa yang harus kutulis?” Allah SWT berkata,
“Tulislah: laa ilaha illAllah, Muhammadan Rasulullah SAW.” Terhadap hal
itu Qalam berseru, “Oh, sungguh sebuah nama yang indah dan agung -
Muhammad SAW- bahwa dia disebut bersama Asma-Mu yang Suci, yaa Allah.”
Allah
SWT kemudian berkata, “Wahai Qalam, jagalah kelakuanmu! Nama ini
adalah nama Kekasih-Ku, dari Nurnya Aku menciptakan Arsy, Qalam dan
Lawhul Mahfuzh; jadi engkau juga diciptakan dari Nur-nya. Jika bukan
karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun.” Ketika Allah SWT telah
mengucapkan kalimat tersebut, Qalam itu terbelah dua karena takutnya
terhadap Allah SWT, dan tempat dari mana ucapannya tadi keluar menjadi
tertutup/terhalangi dan hingga kini ujungnya tetap terbelah dua dan
tersumbat, sehingga dia tidak lagi menulis, sebagai tanda dari rahasia
ilahiah yang agung. Oleh sebab itu, jangan sampai ada satu orang pun
yang gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci SAW, atau menjadi
lalai dalam mengikuti suri teladan beliau yang baik, atau membangkang
dan meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.
Kemudian
Allah SWT memerintahkan Qalam untuk menulis. “Apa yang harus aku
tulis, Ya Allah?” tanya Qalam. Kemudian Rabbal `Alamin berkata,
“Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan!” Qalam
berkata, “Ya Allah, dari mana aku harus memulai?” Allah SWT berfirman,
“Kamu harus memulai dengan kata-kata ini, Bismillah al-Rahmaan
al-Rahiim.” Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Qalam
bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Lawhul Mahfuzh, dan dia
menyelesaikan tulisan itu dalam waktu 700 tahun.
Ketika
Qalam telah menulis kata-kata itu, Allah SWT berbicara dan berkata,
“Engkau telah memakan waktu 700 tahun untuk menulis tiga Nama-Ku; Nama
Keagungan-Ku, Kasih Sayang-Ku dan Empati-Ku. Tiga kata-kata yang penuh
berkah ini Aku buat sebagai hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad SAW.”
Dengan
Keagungan-Ku, Aku berjanji bahwa bilamana hamba mana pun dari ummat
ini menyebutkan kata ‘Bismillaah’ dengan niat yang murni, Aku akan
menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuknya, dan 700 tahun
dosa akan Ku hapuskan.”
Kemudian bagian keempat dari Nur itu, Aku bagi lagi menjadi empat bagian:
Dari bagian yang pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al-`Arsy);
Dari bagian kedua Aku telah ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga singgasana Ilahiah, `Arsy);
Dari bagian ketiga Aku ciptakan seluruh malaikat langit lainnya;
Dan
bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian: dari bagian
pertama, Aku membuat semua langit; dari bagian kedua, Aku membuat
bumi-bumi; dari bagian ketiga, Aku membuat Jinn dan api. Bagian
keempatnya Aku bagi lagi menjadi empat bagian: dari bagian pertama, Aku
membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; dari bagian kedua Aku
membuat cahaya di dalam hati mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah;
dari bagian ketiga, Ku-ciptakan cahaya bagi lidah mereka yang adalah
cahaya Tawhid (Hu Allahu Ahad); dan dari bagian keempat, Aku membuat
berbagai cahaya dari ruh Muhammad SAW.
- Ruh yang cantik ini diciptakan 360.000 tahun sebelum penciptaan dunia ini.
- Ruh itu dibentuk dengan sangat cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan.
- Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya dibuat dari kerendahan hati.
- Matanya dari kesederhanaan dan kejujuran, dahinya dari kedekatan (kepada Allah SWT).
- Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari kesungguhan.
- Pipinya dari cinta dan kehati-hatian,
- Perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal keduniaan.
- Kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus.
- Hatinya yang mulia dipenuhi dengan rahman.
Ruh
yang penuh kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan
adab semua kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan risalah-Nya dan
kualitas kenabiannya dipasang.
Kemudian Mahkota Kedekatan
Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh berkah, masyhur dan
tinggi di atas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha Ilahiah dan
diberi nama Habibullah (Kekasih Allah SWT) yang murni dan suci.
Dua belas Tabir {12 Bulan, 12 Rabiul Awal, 12 suku, 12 Menunjukkan Penuntasan}
Sesudah itu Allah SWT menciptakan dua belas tabir.
Pertama
adalah Tabir Kekuatan di mana Ruh Nabi SAW bermukim (tinggal) selama
12.000 tahun, membaca Subhana rabbi al-’ala (Maha Suci Rabb-ku Yang
Maha Tinggi).
Kedua adalah Tabir Kebesaran di mana dia
ditutupi selama 11.000 tahun, mengucapkan, Subhanal ’Alim ul-Hakim
(Maha Suci Rabb-ku, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana).
Dia
dipingit selama 10.000 tahun dalam Tabir Kebaikan, mengucapkan Subhana
man huwa da’im, la yaqta (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Abadi, Yang
Tidak Berakhir).
Tabir keempat adalah Tabir Rahman, di
situ ruh mulia itu tinggal selama 9.000 tahun, memuja Allah SWT dengan
mengucapkan, Subhana-rafi’-al-`ala (Maha Suci Rabb-ku Yang Ditinggikan,
Maha Tinggi).
Tabir kelima adalah Tabir Nikmat, dan di
situ ruh tinggal selama 8.000 tahun, mengagungkan Allah SWT dengan
mengucapkan, Subhana man huwa qa’imun la yanam. (Maha Suci Rabb-ku Yang
Selalu Ada, Yang Tidak Tidur).
Tabir keenam adalah Tabir
Kemurahan; di mana dia tinggal selama 7.000 tahun, memuja, Subhana-man
huwal-ghaniyu la yafqaru (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang Tidak
Pernah Menjadi Miskin).
Kemudian diikuti tabir ketujuh,
Tabir Kedudukan. Di sini ruh yang tercerahkan itu tinggal selama 6.000
tahun, memuja Allah SWT dengan mengucapkan, Subhana man huwal
Khaliq-an-Nur (Maha Suci Rabb-ku Maha Pencipta, Sang Cahaya).
Berikutnya,
Dia menyelimutinya dengan tabir kedelapan, Tabir Petunjuk di mana dia
tinggal selama 5.000 tahun, memuja Allah SWT dan berkata, Subhana man
lam yazil wa la yazal. (Maha Suci Rabb-ku Yang Keberadaan-Nya Tak
Pernah Berhenti, Yang Tidak Musnah).
Kemudian diikuti
tabir kesembilan, yaitu Tabir Kenabian di mana dia tinggal selama 4.000
tahun, mengagungkan Allah SWT dengan mengucapkan, Subhana man taqarrab
bil-qudrati wal-baqa. (Maha Suci Rabb-ku yang Mengajak Dekat dengan
Maha Kuat dan Maha Langgeng).
Kemudian datang Tabir
Keunggulan, tabir kesepuluh di mana ruh yang tercerahkan ini tinggal
selama 3.000 tahun, membaca puji-pujian untuk Pencipta dari Semua
Sebab, mengucapkan, Subhana dzil-’arsyi ‘amma yasifun. (Maha Suci
Rabb-ku Pemilik Singgasana Di atas Semua Karakter Yang Dilekatkan
Kepada-Nya).
Tabir kesebelas adalah Tabir Cahaya. Di sana
dia tinggal selama 2.000 tahun, berdo`a, Subhana dzil-Mulk wal-Malakut.
(Maha Suci Rabb-ku Maha Raja semua Kerajaan Langit dan Bumi).
Tabir
kedua belas adalah Tabir Intervensi (Syafa’at), dan di sana dia
tinggal selama 1.000 tahun, mengucapkan, Subhana-rabbi al-’azhim (Maha
Suci Rabb-ku, Maha Anggun).
Setelah itu Allah SWT menciptakan sebuah pohon yang dikenal sebagai Pohon Kepastian.
Pohon
ini memiliki empat cabang. Dia menempatkan ruh yang diberkahi tadi
pada salah satu cabang, dan dia terus menerus memuja Allah SWT selama
40.000 tahun, mengucapkan, Allahu dzul-Jalaali wal-Ikram. (Allah SWT,
Pemilik Keperkasaan dan Kebaikan).
Setelah dia memuja-Nya
dengan cara demikian itu, dengan pepujian yang banyak dan beragam,
Allah SWT menciptakan sebuah cermin, dan Dia meletakannya sedemikian
hingga menghadap ruh Habibullah, dan memerintahkan ruh tersebut untuk
memandangi cermin itu.
Ruh itu melihat ke dalam cermin dan melihat dirinya terpantul sebagai pemilik bentuk yang paling cantik, indah dan sempurna.
Dia
kemudian membaca lima kali, Syukran lillahi ta’ala (terima kasih
kepada Allah SWT, Maha Tinggi Dia), dan tersungkur dalam posisi sujud
di hadapan Rabb-nya. Dia tetap bersujud seperti itu selama 100 tahun,
mengucapkan Subhanal-aliyyul-azhim, wa la yajhalu. (Maha Suci Rabb-ku
Maha Tinggi, Maha Anggun, Yang Tidak Mengabaikan Apapun); Subhanal-halim
alladzi la yu’ajjalu. (Maha Suci Rabb-ku Maha Toleran, Yang Tidak
Tergesa-gesa); Subhanal-jawad alladzi la yabkhalu. (Maha Suci Rabb-ku
Maha Pemurah Yang Tidak Pelit).
Karena itulah Penyebab
(adanya) makhluk mewajibkan ummat Muhammad SAW untuk melakukan sujud
(sajda) lima kali dalam sehari – lima shalat - dalam kurun waktu siang
hingga malam. Ini adalah sebuah hadiah kehormatan bagi ummat Muhammad
SAW.
Berikutnya Allah SWT menciptakan sebuah lampu jamrud hijau dari Cahaya,
• dan dilekatkan pada pohon tadi, melalui seuntai rantai cahaya.
•
Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad SAW di dalam lampu itu dan
memerintahkannya untuk memuja Dia dengan Nama Paling Indah (Asma
al-Husna).
• Perintah itu dilakukannya, dan dia mulai
membaca setiap satu dari Nama itu selama 1.000 tahun. Ketika dia sampai
kepada Nama ar-Rahman (Maha Kasih), pandangan ar-Rahman jatuh
kepadanya dan ruh itu mulai berkeringat karena kerendahan hatinya.
• Tetesan keringat jatuh dari dirinya, setiap tetes beraroma mawar berubah menjadi ruh seorang nabi menjadi nabi dan rasul.
•
Mereka semua berkumpul di sekitar lampu di pohon itu, dan Allah Azza
wa Jalla berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Lihatlah! Ini sejumlah
besar nabi yang Aku ciptakan dari tetesan keringatmu yang menyerupai
mutiara.”
• Mematuhi perintah itu, dia memandangi mereka,
dan ketika cahaya mata itu menyentuh/menyinari objek tersebut, maka ruh
para nabi itu sekonyong-konyong tenggelam dalam Nur Muhammad SAW, dan
mereka berteriak, “Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan
cahaya?”
• Allah SWT menjawab mereka, “Ini adalah Cahaya
dari Muhammad SAW Kekasih-Ku, dan jika kalian akan beriman kepadanya
dan menegaskan risalah kenabiannya, Aku akan menghadiahkan kepada
kalian kehormatan berupa kenabian.”
• Dengan itu, semua
ruh para nabi itu menyatakan iman mereka kepada kenabiannya, dan Allah
SWT berkata, “Aku menjadi saksi terhadap pengakuanmu ini,” dan mereka
semua setuju. Sebagaimana disebutkan di dalam al Quran yang Suci:
Dan
ketika Allah SWT bersepakat dengan para nabi itu : Bahwa Aku telah
memberi kamu Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang kepadamu seorang
Rasul yang menegaskan kembali apa-apa yang telah apa padamu–kamu akan
beriman kepadanya dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia
berkata. Dan apakah kamu menerima beban-Ku kepadamu dengan syarat
seperti itu. Mereka berkata, ‘Benar kami setuju.’ Allah SWT berkata,
‘Bersaksilah demikian, dan Aku akan bersama kamu di antara para saksi.’
(Ali Imran, 3:75-76)
• Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali melanjutkan bacaan Asma ul-Husna lagi.
•
Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya mulai berkeringat
sekali lagi karena intensitas dari al- Qahhar itu, dan dari butiran
keringat itu Allah SWT menciptakan ruh para malaikat yang diberkati.
•
Dari keringat pada mukanya, Allah SWT menciptakan Singgasana dan
Hadirat Ilahiah, Kitab Induk dan Qalam, matahari, rembulan dan bintang
-bintang.
• Dari keringat di dadanya, Dia menciptakan para ulama, para syuhada dan para mutaqin.
•
Dari keringat pada punggungnya dibuatlah Bayt-al-Ma’mur (rumah
surgawi), Kabatullah (Ka’bah), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram Jerusalem),
dan Rawdha-i-Mutahharah (kuburan Nabi Suci SAW di Madinah), begitu juga
semua mesjid di dunia ini.
Dari keringat pada alisnya
dibuat semua ruh kaum beriman, dan dari keringat punggung bagian
bawahnya (sulbi, coccyx) dibuatlah semua ruh kaum tak-beriman, pemuja
api dan pemuja patung.
Dari keringat di kakinya dibuatlah
semua tanah dari timur ke barat, dan apa-apa yang berada di dalamnya.
Dari setiap tetes keringat itulah ruh orang beriman atau tak-beriman
dibuatnya. Itulah sebabnya Nabi Suci SAW disebut juga sebagai “Abu
Arwah”, Ayah para Ruh. Semua ruh ini berkumpul mengelilingi ruh
Muhammad SAW, berputar mengelilinginya dengan puji-pujian dan
pengagungan selama 1.000 tahun; kemudian Allah SWT memerintahkan
ruh-ruh itu untuk memandang ruh Muhammad SAW. Ruh-ruh tersebut
mematuhinya.
Nah, di antara mereka yang pandangannya jatuh
pada kepalanya ditakdirkan menjadi raja dan kepala negara di dunia
ini. Mereka yang memandang pada dahinya menjadi pemimpin yang adil.
Mereka yang memandang matanya akan menjadi hafiz Kalimat Allah SWT
(yaitu seorang yang memegangnya ke dalam ingatannya). Mereka yang
memandang alisnya akan menjadi pelukis dan artis. Mereka yang memandang
telinganya akan menjadi orang yang menerima peringatan dan nasihat.
Mereka yang melihat pipinya yang penuh berkah menjadi pelaksana karya
yang bagus dan pantas. Mereka yang melihat mukanya menjadi hakim dan
pembuat wewangian, dan mereka yang melihat bibirnya yang penuh berkah
menjadi menteri.
Barang siapa melihat mulutnya akan
menjadi orang yang banyak berpuasa. Barangsiapa yang melihat giginya
akan menjadi kelihatan bagus/cantik, dan siapa yang melihat lidahnya
akan menjadi utusan/duta raja-raja. Barang siapa melihat tenggorokannya
yang penuh berkah akan menjadi khatib dan mu’adzin (yang
mengumandangkan adzan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi
pejuang di jalan Allah SWT. Barang siapa memandang lengan atasnya akan
menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut, dan barang siapa
melihat lehernya akan menjadi usahawan dan pedagang.
Siapa
yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa
yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang
menguasai timbangan dan mengukur catu kebutuhan hidup). Siapa yang
melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang
melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat
bagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang
melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang kaligrafer, dan
siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang
pandai besi.
Siapa yang melihat dadanya yang penuh berkah
akan menjadi seorang terpelajar, meninggalkan keduniaan (zuhud) dan
berilmu. Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang
rendah hati dan patuh pada hukum syariat. Siapa yang melihat sisi
badanya yang penuh berkah akan menjadi seorang pejuang. Siapa yang
melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat
lutut kanannya akan menjadi orang yang melaksanakan ruku dan sujud.
Siapa yang melihat kakinya yang penuh berkah akan menjadi seorang
pemburu, dan siapa yang melihat telapak kakinya menjadi orang yang suka
bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan
pemain saz (lute). Semua yang memandang tetapi tidak melihat apa-apa
akan menjadi kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung. Mereka
yang tidak memandang sama sekali akan menjadi orang akan menyatakan
bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Namrud, Fir’aun dan sejenisnya.
Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris.
• Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul,
• Di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat Allah SWT;
• Di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki-laki dan perempuan;
• Di baris keempat berdiri ruh kaum tak-beriman.
Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di Hadirat Allah SWT sampai waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik.
Tidak
seorang pun tahu kecuali Allah SWT yang tahu berapa selang waktu dari
waktu diciptakannya ruh penuh berkah Nabi Muhammad SAW sampai
diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.
Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad SAW bertanya kepada Malaikat Jibril AS,
• “Berapa lama sejak engkau diciptakan?”
•
Malaikat itu menjawab, “Ya Rasulullah SAW, aku tidak mengetahui jumlah
tahunnya, yang aku tahu bahwa setiap 70.000 tahun seberkas cahaya
gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah;
sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12.000 kali.”
• “Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?” tanya Muhammad SAW.
•
“Tidak, aku tidak tahu,” malaikat itu berkata. “Itu adalah Nur ruhku
dalam dunia ruh,” jawab Nabi Suci SAW. Pertimbangkanlah kemudian,
berapa besar jumlah itu, jika 70.000 dikalikan 12.000!
Demikianlah yang dapat ana bagi cerita kiyai ana ketika kecil dan dari tulis sahabat karib ana sendiri di dalam catatannya, mudah-mudahan berkah