Sesuatu hal yang sangat menarik bagi saya di lebaran ini adalah saat saya bermaksud silaturahmi ke lampung, lima hari setelah Lebaran Idul Fitri, sesampainya disana masih terasa nuansa lebarannya yang begitu lekat dimasyarakat. dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan untuk mesyukuri kemenangan besar. Setelah menyebrangi pelabuhan merak ke bakahuni, suasana mudik memang sudah sangat lenggang, tetapi kebalikannya, arah arus balik yang padat merapat dari dermaga bakahuni mencapai kalianda, Luar biasa antrian panjang ini, seperti ular besar yang panjangnya tidak bisa di taksir.
Ketika pulang ke banten pun, arus balik menuju Jawa masih cukup membuat mata saya tercengkang, begitu sabarnya masyarakat yang antri yang jaraknya lebih dari satu kilometer. Jajaran mobil Bus dan pribadi berjajar dari Kalianda sampai bakahuni, begitupu beribu kendaraan roda dua ikut memadati dipelabuhan bakahuni, sedangkan kapal penumpang yang mengangkut juga tidak mencukupi kapasitas penumpang. Sehingga masyarakat harus mengantri.
Tahun ini, saya mampu merasaakan apa yang selama ini dirasakan oleh warga sumatra saat mudik. Saat pembelian karcis pun saya harus ngantri berjajar dengan pengendara roda dua lainnya, yang antriannya cukup panjang, kalau kita tidak tangkas membawa kendaraan maka akan tertinggal.
Sesampainya di pelauhan merak, arus balik bukannya semakin berkurang malah menjadi puncak, karena gabungan dari kendaraan arus balik dengan kendaraan liburan akhir pekan, bayangkan saja dari pelabuhan merak-cilegon antiran bus itu mencapai pantai carita-pandeglang. yang panjangnya melebihi tujuh puluh kilometer, menakjubkan dan menyesakan.
Sesampainya di pelauhan merak, arus balik bukannya semakin berkurang malah menjadi puncak, karena gabungan dari kendaraan arus balik dengan kendaraan liburan akhir pekan, bayangkan saja dari pelabuhan merak-cilegon antiran bus itu mencapai pantai carita-pandeglang. yang panjangnya melebihi tujuh puluh kilometer, menakjubkan dan menyesakan.
0 komentar:
Posting Komentar