Satu Karya Film Anak Bangsa di Pntas Internasional.

Salam sukses agan-agan semua, kali ini ana bakalan cerita tentang dunia perfilman di tanah air yang mencuat ke ajang internasional pada tahun 2010 lalu. Membanggakanlah sebagai rasa nasionalisme terhadap bangsa ini mungkin, Yu kita simak ceritanya;

Chairun Nissa, adalah seorang sutradara muda yang membuktikan bahwa film karya anak bangsa juga dapat “tampil” di pentas perfilman internasional. Film yan bertajuk “Purnama di Pesisir” ini berhasil menyabet penghargaan “special Mention” di festival film RIFF (Roma Independent Film Festival) yang berlangsung di Roma, Italia.

Purnama di Pesisir merupakan film pertama dari Indonesia yang berlaga pada RIFF sejak dimulainya festival tersebut 9 tahun yang lalu. Karya Nissa harus bersaing ketat dengan 18 film pendek unggulan hasil seleksi Dewan Juri RIFF dari sekitar 60 judul film dari seluruh dunia.

Walaupun harus bersaing dengan negara- negara seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Rusia, Belanda, Spanyol, Swedia, Australia, Irlandia, Inggris, Italia, China, dan Swiss, tetapi film yang banyak mengambil lokasi shooting di daerah Cilincing, Jakarta Utara ini sukses mencuri perhatian para juri internasional, terbukti dengan rekomendasi para juri agar film ini ikut berlaga pada festival internasional lainnya, “Dewan juri, terdiri dari pakar perfilman Italia dan Eropa, merekomendasikan agar film ‘Purnama di Pesisir’ turut berlaga pada festival bergengsi lainnya di seluruh dunia,” tutur Konselor Pensosbud KBRI Roma Musurifun Lajawa.

RIFF merupakan festival film tahunan yang telah diakui oleh industri film dunia sebagai forum yang memberikan pengakuan internasional terhadap sutradara muda.

Karena alasan itu pula acara yang berlangsung di Roma dari tanggal 8 sampai 16 April 2010 kemarin ini menjadi target utama para sutradara muda untuk meluncurkan hasil karyanya di tingkat internasional.

Menurut Nissa, festival film internasional merupakan kesempatan bagi film-film berdurasi pendek dari Indonesia untuk mencari peluang penayangan bersama dan mempromosikan potensi industri perfilman di Indonesia, “Hal itu karena pasar film berdurasi pendek di Indonesia belum terlalu besar,” ujarnya. Secara teknik film-film Indonesia sudah dapat bersaing dengan film negara lain di berbagai kompetisi film internasional.

Pengalaman Chairun Nissa di dunia perfilman memang tidak perlu diragukan lagi. Wanita yang akrab disapa Ilun ini pernah menjadi asisten sutradara dari sutradara Ratna Sarumpaet pada film ‘Jamila dan Sang Presiden’ yang juga berhasil menjuarai Asiaticafilmmediale di Festival Film Asia pada Oktober 2009 lalu.

Terpilihnya ‘Purnama di Pesisir’ merupakan pengakuan atas kemampuan sutradara muda di Indonesia, yang diharapkan dapat mendorong munculnya film-film berkualitas lainnya dari Indonesia pada berbagai festival internasional bergengsi. Semoga dari satu prestasi terus menyusul prestasi-prestasi berikutnya di tahun-tahun mendatang, dan keberhasilan ini mampu menyemangati sutradara-sutradara lain untuk lebih kreatif, inovatif dan profesional

0 komentar: